Palangka Raya, Newsinkalteng.co.id – Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah (Pemprov Kalteng) melalui Plh Staf Ahli Gubernur Bidang Pemerintahan, Hukum, dan Politik, Akhmad Husain, secara resmi membuka Sekolah Lapang Gelombang Pertama bertajuk "Kepribadian." Acara ini, yang digagas oleh Lembaga Perempuan Dayak Nasional (LPDN), berlangsung di Aula Palangka, Universitas Palangka Raya, dengan dihadiri berbagai tokoh adat dan masyarakat.
Dalam sambutan tertulis Gubernur Kalteng yang disampaikan oleh Akhmad Husain, Pemerintah Provinsi menyatakan dukungannya atas inisiatif ini, yang dinilai sebagai langkah penting untuk membekali perempuan Dayak dengan pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan perkembangan zaman.
“Atas nama Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah, saya mengapresiasi Lembaga Perempuan Dayak Nasional yang telah menyelenggarakan kegiatan ini. Diharapkan melalui kegiatan ini, perempuan Dayak dapat menjadi lebih percaya diri, mandiri, dan berkontribusi aktif dalam pembangunan daerah,” ujar Akhmad Husain.
Ia juga menyoroti pentingnya pendidikan sebagai kunci utama dalam peningkatan kualitas hidup. Menurutnya, pendidikan dan pengembangan ekonomi adalah dua hal krusial yang perlu digarap. “Perempuan Dayak memiliki potensi besar di bidang ekonomi. Saya mengajak seluruh perempuan Dayak untuk terus belajar dan mengembangkan diri agar dapat meningkatkan perekonomian,” tambahnya.
Selain aspek ekonomi, pelestarian budaya Dayak juga menjadi sorotan. Menurut Husain, upaya menjaga nilai-nilai budaya lokal menjadi penting agar tidak tergilas oleh perubahan zaman. “Kerja sama antara pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, dan masyarakat luas sangat diperlukan. Dengan semangat kebersamaan, kita bisa membangun Kalimantan Tengah yang lebih maju dan sejahtera,” tuturnya.
Sementara itu, Ketua LPD Provinsi Kalteng, Debora, mengungkapkan bahwa Lembaga Perempuan Dayak Nasional hadir sebagai wadah perempuan Dayak yang disebut sebagai "Intan Borneo." Perempuan Dayak, kata Debora, diakui dunia akan kecantikan, kecerdasan, dan kegigihan mereka. Ia pun mengajak perempuan Dayak untuk menjunjung tinggi filosofi "Rumah Betang," sebuah rumah besar yang mencerminkan solidaritas dan semangat gotong royong dalam membangun masa depan yang sejahtera.
"LPDN kami ibaratkan sebagai Rumah Betang yang mempersatukan seluruh potensi perempuan Dayak untuk bergotong royong, mewujudkan keadilan, kesejahteraan, serta mengelola sumber daya alam Kalimantan dengan kearifan lokal yang menghargai adat dan budaya leluhur yang dekat dengan alam," jelasnya.
Dalam kesempatan itu, Debora juga mengungkapkan bahwa program LPDN akan fokus pada pengembangan dan pemberdayaan adat istiadat dan hukum adat Dayak. Dengan berlandaskan filosofi dan peradaban Dayak, LPDN berkomitmen memperjuangkan hak adat sebagai bagian dari identitas masyarakat Dayak.
Acara ini dihadiri oleh Pimpinan Majelis Adat Dayak Nasional (MADN), para pengurus LPDN, serta tokoh adat, agama, dan pimpinan organisasi masyarakat di Kalteng. Kehadiran berbagai pihak ini menunjukkan dukungan besar terhadap upaya memperkuat peran perempuan Dayak dalam pembangunan daerah.