Palangka Raya, Newsinkalteng.co.id – Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah, melalui Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Daerah (Sekda) yang diwakili oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Joni Harta, SE, S.Hut, MM, membuka secara resmi Workshop Persiapan Implementasi RBP GCFOUTPUT II. Acara ini diselenggarakan di Hotel M Bahalap, Palangka Raya, Kamis (3/10), sebagai bagian dari upaya memperkuat langkah-langkah mitigasi perubahan iklim di Kalimantan Tengah.
Dalam sambutannya, Joni Harta menyoroti krisis lingkungan global yang dihadapi dunia, yang dikenal sebagai "Triple Planetary Crisis"—perubahan iklim, polusi, dan hilangnya keanekaragaman hayati. Ia menyampaikan bahwa ancaman terhadap ekosistem ini dapat memicu krisis pangan, kekurangan air, hingga konflik sosial.
"Berbagai upaya telah dilakukan untuk menanggulangi dampak perubahan iklim yang mengancam keberlanjutan ekosistem. Ancaman ini tak hanya berdampak pada lingkungan, tetapi juga pada ketersediaan sumber daya penting seperti pangan dan air," jelas Joni.
Tujuan dari workshop ini, menurut Joni, adalah memberikan pelatihan kepada para peserta agar memahami langkah-langkah yang harus diambil setelah dana GCF (Green Climate Fund) disalurkan. Dana ini akan difokuskan pada masyarakat yang tinggal di sekitar dan dalam kawasan hutan, yang merupakan bagian dari program perhutanan sosial.
"Dana GCF ini akan disalurkan melalui mekanisme yang melibatkan masyarakat sekitar hutan dan dalam hutan. Nantinya, Dinas Kehutanan akan bertanggung jawab dalam penyaluran dana tersebut," tambah Joni.
Ia juga menekankan pentingnya kesiapan sumber daya manusia (SDM) sebelum program ini dilaksanakan. "Kunci utama keberhasilan program ini adalah kesiapan SDM. Setelah SDM siap, kami akan segera menyusun rencana kerja terkait implementasi program ini," tegasnya.
Saat diwawancarai oleh media, Joni Harta menambahkan bahwa saat ini tahapan yang sedang dilakukan adalah mempersiapkan SDM yang akan bekerja di lapangan. "Peserta workshop hari ini akan dibekali dengan ilmu dan aturan main yang harus mereka terapkan di lapangan. Jadi, mereka tidak akan turun ke lapangan sembarangan," ujarnya.
Workshop ini dihadiri oleh sekitar 90 peserta yang berasal dari berbagai lembaga, termasuk Dinas Kehutanan, NGO (Non-Governmental Organization), serta perwakilan universitas. Joni Harta juga menyampaikan bahwa sosialisasi lebih lanjut mengenai program ini akan dilakukan setelah anggaran disalurkan sesuai aturan yang berlaku.
Agustan Saining, juga menjelaskan bahwa saat ini berbagai kegiatan terkait perlindungan dan pelestarian lingkungan sudah berjalan di lapangan, namun dengan kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah, diharapkan implementasi program ini dapat berjalan lebih efektif.
Workshop ini merupakan langkah penting dalam persiapan penyaluran dana GCF yang bertujuan untuk mengatasi dampak perubahan iklim di Kalimantan Tengah. Pemerintah daerah berkomitmen untuk terus bekerja sama dengan berbagai pihak dalam memastikan program ini berhasil dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat, khususnya yang berada di kawasan hutan. [Hlm/Red]