DPRD Kalteng Dorong Adaptasi dan Pengelolaan Berkelanjutan untuk Atasi Dampak Perubahan Iklim pada Mata Pencaharian Masyarakat Pedesaan di Kalimantan Tengah


Palangka Raya, Newsinkalteng.co.id - Perubahan iklim telah menjadi ancaman nyata bagi keberlangsungan mata pencaharian masyarakat, khususnya di daerah pedesaan yang sangat bergantung pada sektor pertanian, perikanan, dan peternakan. Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Kalimantan Tengah, Sengkon, menyoroti dampak besar dari perubahan iklim terhadap sektor-sektor tersebut serta langkah-langkah adaptasi yang diperlukan untuk mengurangi risiko.

“Pertanian menjadi salah satu sektor yang paling terdampak oleh perubahan iklim. Ketidakpastian pola hujan, suhu ekstrem, serta meningkatnya penyebaran hama dan penyakit menjadi tantangan serius bagi para petani,” ujar Sengkon dalam pernyataannya pada Selasa, 20 Agustus 2024. Ia menegaskan bahwa adaptasi yang dapat dilakukan mencakup diversifikasi tanaman, konservasi tanah, penggunaan irigasi yang efisien, serta peralihan ke pertanian organik sebagai upaya memperkuat ketahanan pangan lokal.

Sektor peternakan juga tidak luput dari dampak perubahan iklim. Menurut Sengkon, kesehatan dan produktivitas hewan ternak menjadi terancam akibat perubahan suhu, sementara ketersediaan dan kualitas pakan juga turut terdampak. “Manajemen pakan yang baik, termasuk penyimpanan yang tepat dan penggunaan pakan alternatif, perlu diterapkan untuk menjaga produktivitas peternakan di tengah perubahan cuaca yang tidak menentu,” tambahnya.

Tak hanya itu, perikanan pun menjadi sektor yang rentan terhadap perubahan iklim, terutama dengan perubahan suhu air laut dan kenaikan permukaan laut yang mengancam ekosistem pesisir serta hasil tangkapan nelayan. Sengkon mendorong penerapan praktik pengelolaan perikanan berkelanjutan untuk menjaga kelestarian stok ikan, di samping mengembangkan budidaya perikanan yang lebih tahan terhadap perubahan lingkungan.

Menghadapi berbagai tantangan ini, Sengkon menekankan pentingnya langkah-langkah adaptasi yang melibatkan diversifikasi usaha, pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan, dan peningkatan kapasitas masyarakat dalam merespons perubahan. “Dukungan dari pemerintah, organisasi non-pemerintah, serta komunitas internasional sangat diperlukan untuk membantu masyarakat menyesuaikan diri dengan dampak perubahan iklim,” lanjutnya.

Ia juga mengingatkan pemerintah agar segera mengimplementasikan program-program adaptasi iklim yang melibatkan berbagai pihak. Menurutnya, tantangan terbesar saat ini adalah meningkatkan kesadaran masyarakat tentang perubahan iklim dan langkah-langkah adaptasi yang dapat dilakukan. “Kewaspadaan dan upaya adaptasi yang tepat sangat mungkin meminimalkan dampak negatif perubahan iklim terhadap mata pencaharian masyarakat dan lingkungan di masa depan,” pungkas Sengkon.

Dengan semakin kompleksnya tantangan yang dihadapi akibat perubahan iklim, kolaborasi antara berbagai pemangku kepentingan sangat diperlukan untuk memastikan ketahanan mata pencaharian masyarakat pedesaan di Kalimantan Tengah. [Red]

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama