Palangka Raya, Newsinkalteng.co.id - Sejumlah Organisasi Masyarakat (Ormas) Dayak Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) mengadakan aksi demonstrasi di depan gedung DPRD di Jl. S. Parman, kota Palangka Raya. Dalam aksi yang digelar pada Kamis (18/07/2024), mereka mendesak seluruh partai politik (parpol) agar mengusung putra atau putri asli daerah sebagai calon pemimpin pada Pilkada 2024.
Ketua Umum Betang Mandau Talawang, Kristianto D. Tundjang, menyatakan bahwa aksi ini merupakan bentuk kepedulian dan kepercayaan kepada putra/putri daerah untuk maju sebagai pemimpin di Kalteng. "Catatan dari kami, kami meminta dan memohon untuk Parpol mengusung calon pemimpin Kalteng itu asli putra/putri Dayak itu sendiri. Biarlah Dayak itu sendiri menjadi pemimpin di rumahnya sendiri," ucapnya. Kristianto menegaskan pentingnya eksistensi putra/putri daerah dalam dunia politik untuk memahami dan menjaga kearifan lokal.
Aspirasi ini disampaikan atas keinginan bersama masyarakat yang menghendaki pemimpin yang memahami dan mengerti adat istiadat suku Dayak. "Jika kita lihat dari calon-calon ini kan ada orang asli kita, tinggal parpol itu sendiri yang mengusung, menilai, dan mendata calonnya itu. Kalau perlu undang tokoh adat untuk menilai bagaimana pemimpin yang asli orang Dayak," tambah Kristianto.
Dalam kesempatan yang sama, aktivis Kalteng Dr. Karliansyah, S.H., M.H. menyatakan bahwa sebagian calon yang muncul saat ini sudah mewakili putra/putri daerah. Ia berharap calon-calon tersebut tetap dimunculkan hingga pemilihan berlangsung. "Yang kami sampaikan di sini wajib didengarkan oleh semua pihak, baik itu elemen masyarakat, pemerintah, dan penegak hukum dari pusat dan daerah. Dengarkan aspirasi orang Dayak," ujarnya.
Karliansyah menekankan bahwa belajar dari daerah lain di Indonesia, ketika seorang pemimpin yang bukan dari daerahnya memimpin, hal tersebut bisa memicu konflik horizontal. "Ketika pemimpin bukan asli Dayak, ia tidak mengerti kultur Dayak seperti apa. Tentunya nilai-nilai kebudayaan dan historis adat kita ini dia tidak mengerti. Inilah yang kami khawatirkan, tapi bukan berarti kami tidak menerima orang lain yang bukan suku Dayak. Kami hanya ingin pemimpin yang berasal dari daerah asli di sini," tegasnya [Hlm/Red]