Palangka Raya, Newsinkalteng.co.id Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) melalui Dinas Pendidikan telah mengambil langkah inovatif dalam upaya menangani masalah pernikahan dini dengan menggelontorkan dana besar untuk beasiswa bagi peserta didik yang melanjutkan pendidikan ke jenjang universitas. Program ini bertujuan mendorong siswa SMA/SMK sederajat untuk melanjutkan pendidikan mereka ke perguruan tinggi dan menghindari pernikahan dini yang kerap terjadi setelah lulus sekolah menengah.
"Gubernur melalui Dinas Pendidikan memberikan beasiswa untuk melanjutkan perkuliahan. Hal ini dimaksudkan agar setelah lulus sekolah, siswa dapat melanjutkan pendidikan ke dunia perkuliahan. Gunakan smartphone dan manfaatkan kemudahan informasi untuk mengetahui cara mendapatkan beasiswa," ujar Istri Gubernur Kalteng, Ivo Sugianto Sabran.
Ivo menekankan pentingnya pencegahan pernikahan usia dini, terutama bagi anak di bawah 18 tahun, karena memberikan dampak buruk pada sumber daya manusia di Kalteng. Pernikahan dini dapat menyebabkan ketidakstabilan emosi yang berpotensi menimbulkan kekerasan dalam rumah tangga. Selain itu, secara biologis, fisik anak masih dalam tahap tumbuh kembang, dan secara finansial, dunia kerja menilai kinerja berdasarkan ijazah terakhir.
“Rata-rata anak di bawah 18 tahun masih disebut anak-anak. Guru dan teman memiliki peran penting dalam mengedukasi dampak buruk dari pernikahan dini,” lanjut Ivo. Ia juga menambahkan bahwa pernikahan dini berdampak pada tumbuh kembang bayi yang diasuh dengan perekonomian yang kurang mencukupi, sehingga meningkatkan angka stunting.
Sebagai bagian dari upaya pencegahan, edukasi mengenai deteksi dini kekerasan seksual dan pencegahan stunting menjadi fokus utama. Di usia dini, anak masih dalam tahap perkembangan kemampuan mental dan berpikir, sehingga penting untuk menjaga mereka dari risiko pernikahan dini.
Selain sosialisasi di kota, Ivo bersama Gubernur Kalteng turun langsung ke kabupaten-kabupaten seperti Kapuas dan Kotawaringin Timur (Kotim), yang memiliki jumlah penduduk terbanyak di Kalteng. Mereka memberikan bantuan sosial berupa pembagian sembako dan mengontrol secara langsung keadaan masyarakat guna mendapatkan formulasi akurat dalam pencegahan stunting, pernikahan usia dini, dan peningkatan kualitas SDM secara fisik maupun intelektual.
Dalam setiap kesempatan, Ivo selalu menyampaikan pesan kepada peserta didik untuk melanjutkan pendidikan mereka sebelum terjun ke dunia kerja. "Masa depan kalian masih panjang, jangan langsung menikah dulu. Selesaikan pendidikan kalian, masuki dunia pekerjaan. Kakak titip pesan agar kalian menasihati teman-teman untuk tidak menikah di usia dini," tutupnya.
Untuk memotivasi siswa, Ivo memberikan hadiah bagi siapa saja yang berani maju dan menjawab pertanyaan mengenai akibat pernikahan dini dan dampak negatifnya pada anak. Ini efektif memancing keaktifan peserta didik dalam berinteraksi selama acara sosialisasi.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P3APPKB) Provinsi Kalteng, Linae Victoria Aden, yang juga ketua panitia sosialisasi, memfasilitasi acara tersebut dengan melibatkan peserta didik di kota Palangka Raya dan menyiarkannya secara online di 13 kabupaten dan kota.
Melalui langkah-langkah ini, diharapkan angka pernikahan dini di Kalteng dapat ditekan, dan kualitas hidup serta pendidikan generasi muda dapat meningkat secara signifikan. Pemerintah Kalteng berkomitmen untuk terus memberikan dukungan dan solusi dalam mengatasi masalah sosial yang dihadapi oleh masyarakatnya. [Hlm/Red]