Palangka Raya, Newsinkalteng.co.id - Kalimantan Tengah merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki sektor kelapa sawit yang cukup besar. Sebagai salah satu komoditas unggulan, industri kelapa sawit memainkan peran penting dalam perekonomian daerah ini. Namun, seringkali hubungan industrial di sektor kelapa sawit ini terjadi konflik antara para pekerja dan pengusaha.
Untuk meningkatkan hubungan industrial yang efektif dan produktif di sektor kelapa sawit Kalimantan Tengah, diadakan pelatihan dialog sosial bagi para pekerja dan pengusaha yang berlansung di Hotel Best Western Batang Garing Jl. RTA Milono No.Km. 1,5, Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah.
Pelatihan ini bertujuan untuk membantu para pihak dalam memahami perspektif dan kepentingan masing-masing sehingga dapat mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan.
Dalam sambutannya saat pembukaan tegiatan tersebut, Farid Wajdi., AKS., MSW, Kepala Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Provinsi Kalimantan Tengah, menyampaikan bahwa Keharmonisan hubungan antara pekerja dengan pengusaha, termasuk pengusaha anggota GAPKI, akan berdampak pada peningkatan produktivitas pekerja dan pada akhirnya meningkatkan produktivitas perusahaan
“Untuk mencegah terjadinya permasalahan antara pekerja dengan pengusaha, komunikasi antara kedua belah pihak harus dibangun dengan baik sehingga potensi terjadinya konflik bisa dicegah, dan apabila ada konflik bisa segera dicarikan solusi bersama" ungkap Farid
Menurutnya, hubungan yang baik antara kedua belah pihak akan berdampak positif pada peningkatan produktivitas pekerja. Selain itu, Farid Wajdi juga menyoroti pentingnya perlindungan hak-hak pekerja dan peningkatan kesejahteraan mereka.
Yunirwan Gah, Koordinator Proyek Nasional di International Labour Organization (ILO) saat di temui awak media menyampaikan, bahwa Kegiatan pelatihan lokal yang berlangsung selama 2 hari bertujuan untuk memperkuat dan meningkatkan kesadaran terkait kerjasama antara pekerja dan manajemen dalam konteks hubungan di sektor kelapa sawit.
“Tujuan Kegiatan ini memperkuat dan juga meningkatkan kesadaran terkait dengan kerjasama antara pekerja dan juga manajemen dalam konteks hubungan di parkir agar bisa lebih harmonis yang nantinya bisa berkontribusi terhadap peningkatan produktivitas dan juga peningkatan Citra sawit ya di kancah perdagangan internasional”, ucap Yunirwan
Selain itu, Nirwan juga menekankan pentingnya setiap perusahaan memiliki kelembagaan khusus di lapangan yang baik dan praktik-praktik yang dapat membina hubungan industrial yang baik antara pekerja dan manajemen.
“kegiatan ini juga mendorong agar kerjasama tidak hanya terkait dengan hubungan industrial, tetapi juga berbagai permasalahan dan kondisi yang ada di tempat kerja, seperti keselamatan dan kesehatan kerja (K3) serta kondisi kerja lainnya yang berkaitan dengan industri sawit.,”ungkap Yunirwan.
Di tempat yang sama, Memed Kosasih, Pengurus Bidang SDM GAPKI Pusat, juga menambahkan dalam upaya mencapai tujuan sawit yang berkelanjutan dalam bidang ketenagakerjaan dan memastikan bahwa pekerja di sektor sawit dianggap sebagai mitra perusahaan dan memiliki program-program yang mendukung kesejahteraan mereka.
“Dialog sosial menjadi kunci utama dalam menyelesaikan permasalahan yang muncul, baik yang bersifat kecil maupun besar, demi kelangsungan program dan industri sawit yang berkelanjutan. Melalui kolaborasi yang didasari oleh kesamaan visi dan misi antara Serikat pekerja dan manajemen perusahaan, diharapkan tercipta kerjasama yang harmonis untuk memajukan industri sawit Indonesia,” pungkas Memed.
Lebih lanjut, memet menjelaskan, dengan melibatkan narasumber dari ILO, Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), dan Dinas Ketenagakerjaan, diharapkan tercipta sinergi yang kuat dalam mencapai tujuan bersama. Dengan demikian, upaya untuk menjadikan industri sawit lebih berkelanjutan tidak hanya terfokus pada aspek lingkungan, tetapi juga pada aspek ketenagakerjaan yang adil dan berkelanjutan. [Hlm/Red]