Palangka Raya, Newsinkalteng.co.id - Pernyataan kontroversial yang disampaikan oleh oknum pihak rumah sakit Advent terkait lulusan Universitas Muhammadiyah. Pernyataan tersebut menyebutkan bahwa lulusan Muhammadiyah hanya memiliki otak STM dan ijazah mereka hanya bisa dibeli, sehingga dianggap tidak kompeten.
Pernyataan ini kemudian menyebar luas di media sosial dan media online, menimbulkan reaksi keras dari seluruh alumni Universitas Muhammadiyah. Mereka merasa tersinggung dan dihina oleh pernyataan tersebut, serta merasa bahwa hal ini merupakan bentuk diskriminasi dan penistaan terhadap almamater mereka.
Dalam kasus ini, perwakilan dari Universitas Muhammadiyah Palangka Raya (UMPR) membantah pernyataan yang dikeluarkan oleh oknum pihak rumah sakit Advent terkait lulusan Universitas Muhammadiyah. Mereka menyatakan bahwa pernyataan tersebut tidak berdasar dan tidak mencerminkan kualitas dan kompetensi lulusan Universitas Muhammadiyah, hal ini dismpaikan saat melakukan jumpa Pers di Café Kampus UMPR, Kamis (23/11/2023).
Perwakilan UMPR juga menyebutkan bahwa banyak alumni Universitas Muhammadiyah yang merespon pernyataan tersebut dan menunjukkan ketidakpuasan mereka terhadap pernyataan tersebut. Mereka menegaskan bahwa lulusan Universitas Muhammadiyah sangat kompeten dan memiliki kualitas yang setara dengan lulusan dari institusi pendidikan lainnya.
“Banyak Alumni Fakultas Kesehatan UMPR yang mempertanyakan pernyataan yang dikeluarkan oleh Rumah Sakit Advent tentu memiliki hak untuk mencari penjelasan dan klarifikasi terkait pernyataan tersebut. Mereka mungkin merasa terhina dan tidak puas dengan pernyataan yang dianggap merendahkan lulusan dari institusi pendidikan mereka, “ ungkap perwakilan UMPR.
Menanggapi kejadian tersebut pihak UMPR akan mengajukan surat permintaan klarifikasi dari pihak rumah sakit Advent Palangka Raya terkait pernyataan yang sudah beredar di media sosial dan media massa mengenai pernyataan tersebut.
“Kami akan mengirim surat kepada mereka yang pertama meminta klarifikasi mengenai pernyataan yang dikeluarkan, serta mengundang pihak manajemen Rumah Sakit Advent Palangka Raya untuk berdialog dan diskusi tentang permasalahan ini.” Paparnya. [Hlm/Red]