PEMPROV. KALTENG GELAR HASUPA HASAMBEWA BERSAMA TOKOH ADAT, TOKOH AGAMA DAN ORGANISASI KEMASYARAKATAN



Palangka Raya, Newsinkalteng.co.id - Gubernur Provinsi Kalimantan Tengah H. Sugianto Sabran melalui Sekda Prov. Kalteng Gelar HASUPA HASAMBEWA Pertemuan Tokoh Masyarakat, Tokoh Adat, Tokoh Agama, Organisasi Masyarakat, Organisasi Kepemudaan serta Pimpinan Perguruan Tinggi dan BEM Se-Kalimantan Tengah yang diselenggarakan di Aula Jaya Tingang Kantor Gubernur Kalteng. Senin (16/10/23)

Pertemuan Tokoh Masyarakat, Tokoh Adat, Tokoh Agama, Organisasi Masyarakat, Organisasi Kepemudaan serta Pimpinan Perguruan Tinggi dan BEM Se-Kalimantan Tengah Gubernur Kalteng di wakili oleh Sekda Prov. Kalteng dan Kepala Kesbangpol Prov. Kalteng.

Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng) H. Sugianto Sabran dan Wakil Gubernur Kalteng H. Edy Pratowo menghadiri secara virtual acara Hasupa Hasambewa bersama Ormas-ormas di Prov. Kalteng dalam rangka mewujudkan Kalteng yang damai, tentram, harmonis penuh keberkahan, guna menyatukan persepsi semua lapisan Masyarakat.


"Kepada seluruh stakeholders jika ada permasalahan dan atau aspirasi yang ingin disampaikan agar sebaiknya melalui musyawarah dan mufakat. Sebagaimana diketahui, musyawarah mufakat menjadi warisan dari para leluhur bangsa Indonesia. Musyawarah mufakat tertuang dalam dasar negara, sila keempat Pancasila dan menjadi media yang tepat untuk menjalin silaturahim, menjaga dan memelihara kebersamaan dan juga untuk menjaga persatuan dan kesatuan di tengah kehidupan masyarakat, "ucapnya.

Sebutan Drs. H. Nuryakin, M.Si mengatakan pertemuan kita pada hari ini HASUPA HASAMBEWA ini merupakan inisiatif dan gagasan gubernur dan wakil gubernur karena selama ini kita ini walaupun satu daerah dalam satu preferensi, tapi jarang berkomunikasi jarang melakukan pertemuan, Tetapi memang kondisi beliau yang tidak bisa secara langsung menyapa bertatap langsung.

Tetapi tujuannya adalah bagaimana kita memberikan masukkan kepada perusahan tentang hal hal yang menurut hemat kami perlu ditegakkan serta memberikan informasi kepada masyarakat Kalimantan Tengah, "Katanya.

Terkait Karhutla yang terjadi di Kalteng memang kita siaga tanggap darurat, dalam menghadapi situasi seperti itu pemerintah membutuhkan dukungan dari bapak ibu sekalian, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh agama, Kami aparat ini tidak mungkin bisa melakukan banyak hal karena begitu luasnya Kalimantan Tengah.


"Kearifan lokal yang kita akui sebagai cara kita untuk bisa beradaptasi dengan lingkungan sehingga kita menjalankan kehidupan yang akan datang. Tanaman dengan menugal pasti ini berkaitan dengan kondisi sekarang, maka di sinilah peran kita semua untuk bisa memberikan edukasi menyampaikan informasi kepada seluruh masyarakat, "sebutnya.

Kegiatan dipandu oleh Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Prov. Kalteng, Bapak Dr. H. M. KATMA F. DIRUN, SE, MM kita berkumpul pada hari ini dengan bersama sama untuk memahami bagaimana peristiwa terjadi di Bangkal Kabupaten Seruyan. Kalau saya mengamati peristiwa bangkal itu, sebetulnya ini adalah salah satu salah satu konflik yang terjadi.

"Padahal konflik konflik yang lainnya hampir mirip dengan itu banyak terjadi di daerah daerah lainnya. Misalnya kapuas yang saya tahu itu juga hampir mirip juga. Tetapi di sini belum sampai meledak menjadi konflik yang terbuka, Oleh karena itu di dalam penyelesaian konflik itu, kita tidak hanya mampu meredam, meredam konflik saja, kita tidak hanya meredam sebuah konflik tenang selesai. Tapi permasalahan yang sebenarnya belum bisa kita selesaikan, "bebernya.

Bapak Katma F. Dirun menyampaikan informasi dari bapak/ibu menjadi bagian penting bagi kami sebagai ketua forum komunikasi forum kewaspadaan dini masyarakat. Termasuk nanti kami juga akan melakukan sebuah kajian lengkap kajian lengkap di lapangan, sehingga betul betul. Kajian lengkap ini akan kita informasikan kepada publik kembali.

"Dalam proses konflik yang ada di sana, bagaimana peran dari aktor aktor itu yang akan terlibat di sana itu kita belum tahu, sehingga nanti kajian di lapangan menjadi bagian penting. Terjadinya konflik itu tentunya ada momentum-momentum tertentu. Jadi ada fluktuasi konflik yang tentu saja di situ ada perangsang yang menimbulkan konflik, "sampainya.


Dari konflik yang terjadi di Bangkal Kabupaten Seruyan menjadi perhatian kita, termasuk juga ada berbagai macam tuntutan tuntutan dari masyarakat sendiri. Kita akan pastikan tuntutan tuntutan masyarakat itu kemudian persoalan utamanya adalah persoalan lahan, Kalau saya memahami dari lapangan masyarakat ini selalu mengatakan ini adalah perampasan lahan lahan dari masyarakat, "papar Katma F. Dirun.

Pertemuan ini juga sekaligus mendiskusikan permasalahan yang semakin merebak di tengah-tengah masyarakat yang belum terselesaikan secara komprehensif, belum tersentuh rasa keadilan yang dirasa masyarakat terhadap pemanfaatan sumber daya alam yang ada di Kalteng serta masyarakat merasakan tersumbatnya aspirasi yang disuarakan melalui Lembaga resmi.

Rangkaian pertemuan ini, dilaksanakan Deklarasi dan Penandatanganan Bersama Ikrar Bersama dengan seluruh Organisasi Kemasyarakatan Adat, Suku dan Agama di Prov. Kalteng.

Keterangan dari Ketua Sekaligus Panglima Batamad, Bapak Yuandrias N Djangkau mengatakan terus terang menurut saya masih kurang, jadi karena kita harus menyelesaikan masalah itu karena ini sudah menyangkut masalah nyawa.

"Kita ingin supaya orang lain yang hidup di Kalteng itu harus memahami bahwa objek dan subjek pembangunan yang ada di Kalimantan tengah itu adalah dayak. Makanya saya bilang tadi ada subjek ada objek 3 hal saja yang kita bicarakan ini komponennya pemerintah, lembaga adat dalam konteks pemegang hukum adat di sini, kemudian pengusaha sebagai pemegang dana, "tuturnya.

Yang kita membuat statement ini justru kita berikan statement kepada orang yang datang ke sini karena kita ini banyak dayak yang berharga, dayak yang bermartabat. Jadi jangan jangan kita membuat sebuah ikrar, tetapi justru kita yang diikrar, yang kita mau itu orang yang datang ke sini tahu tuan rumah.

"Alat senjata itu salah satu identitas kita, kita bukan untuk demo, tapi kapan itu digunakan adalah pada saat dia melaksanakan tugasnya sebagai lembaga adat. Dalam konteks itu ada komitmen komitmen yang harus kita jaga, "beber Yuandrias.

Harapan ke depan ayo kita lakukan sebuah kesepakatan yang yang menyangkut dalam stakeholder yang mau kita katakan ini siapa. Tentunya pemerintah daerah dengan perkembangannya. Kemudian lembaga adat sebagai pemegang adatnya terus kemudian pengusaha sebagai pemegang dana.

"Komponen membangun ini itulah yang disebut dengan objek dan subjek. Jangan lupa objeknya di sini yakni subjeknya di sini, jadi jangan orang melakukan sebuah kegiatan apapun di sini tanpa melibatkan objek dan subjek, "harap Yuandrias Panglima Batamad.

Dalam kegiatan tersebut dihadiri oleh Unsur Forkopimda Provinsi Kalteng, Para Staf Ahli, Asisten, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, Tokoh Adat, Ormas dan Paguyuban yang ada di Kalteng, dan Badan Kerja Mahasiswa.[Hlm/Red]

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama